Lewati ke konten
WUDHU dengan BENAR - OSCARLIVING

WUDHU dengan BENAR

Wudhu adalah langkah awal yang suci menuju kehadiran dalam ibadah, khususnya saat kita hendak melakukan sholat. Meniru aturan Nabi Muhammad SAW dalam tata cara pelaksanaan wudhu itu kita tidak hanya menjaga kesucian fisik kita, tetapi juga mengikuti teladan terbaik yang pernah ada dalam sejarah manusia.

Syaikh Muhammad Fahd dan Syaikh Bin Baz, dalam buku "Sifat Wudhu & Shalat Nabi," menjelaskan bahwa wudhu adalah cara suci yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, yaitu dengan menggunakan air suci pada bagian-bagian tertentu dari tubuh, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam syariat. Namun, wudhu juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk penyucian diri sebelum melaksanakan sholat.

Pensyariatan wudhu ditetapkan Allah SWT secara langsung dalam firman-Nya pada penggalan Surat Al-Maidah ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ

Latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilū wujūhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥū biru'ūsikum wa arjulakum ilal-ka'bain(i),

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki.

Tata Cara Wudhu Yang Benar sesuai Sunnah Nabi SAW
Dalam ayat tersebut, kita memahami bahwa Allah SWT memerintahkan wudhu dan sekaligus memberikan panduan yang tepat tentang bagaimana melaksanakannya. Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah, hadir di dunia ini untuk memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai ajaran-Nya yang awalnya bersifat umum.

Melalui tindakan-tindakan yang dicatat oleh para sahabat Nabi dalam berbagai riwayat hadits, kita dapat mempelajari tata cara wudhu yang benar sesuai dengan ajaran sunnah. Ini juga ditegaskan dalam buku "Fiqih Sunnah Wanita" oleh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim.

Diriwayatkan bahwa, "Utsman bin Affan meminta air untuk berwudhu, dan kemudian ia pun berwudhu; ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu ia berkumur dan menghirup air dengan hidungnya, lalu ia membasuh wajahnya tiga kali, kemudian ia membasuh tangan kanannya hingga siku tiga kali, lalu tangan kirinya juga demikian, kemudian ia mengusap kepalanya, lalu ia membasuh kaki kanannya hingga mata kaki tiga kali, kemudian kaki kirinya juga demikian."

Setelah itu ia (Utsman bin Affan) berkata, 'Aku telah melihat Rasulullah SAW berwudhu sebagaimana wudhuku ini, dan kemudian beliau SAW berkata, "Barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini, lalu ia melaksanakan sholat dua rakaat, dan tidak berbicara dengan dirinya dalam dua rakaat sholatnya itu, maka telah diampuni baginya dosanya yang lalu." Ibnu Syihab menambahkan, 'Dan para ulama kami berkata, "(Tata cara) wudhu ini adalah wudhu paling sempurna yang dilakukan seseorang untuk sholat." (HR Bukhari & Muslim)

Mengutip hadits tersebut, tata cara wudhu yang benar sesuai sunnah Nabi SAW sebagai berikut:

1. Berniat dalam hati untuk berwudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi ta'aalaa

Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta'ala"

2. Membaca basmalah,"bismillaahirrahmaanirrahiim".

3. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali

4. Berkumur tiga kali

5. Menghirup air ke dalam hidung sebanyak tiga kali

6. Membasuh seluruh bagian wajah yang terlihat sejumlah tiga kali

7. Membasuh kedua tangan hingga siku, mulai dari yang kanan lanjut tangan kiri, sebanyak tiga kali

8.Mengusap kepala tiga kali

9. Membasuh kedua telinga tiga kali, dengan diawali yang kanan lalu kiri

10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, juga dimulai dari kanan kemudian kaki kiri

11. Membaca doa setelah wudhu

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ. سُبْحَانَكَ

اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Latin: Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj 'alnii minat tawwaabiina waj 'alnii minal mutathaahiriina subhaanaka Allahumma wa bihamdika laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci. Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu."

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan mengenai perkara satu ini, menurutnya, "Adapun doa-doa yang dibaca pada tiap-tiap anggota wudhu tidak ada dasarnya sama sekali dari sunnah Rasul SAW."

Lebih lanjut, Imam Nawawi mengungkapkan, "Para ulama fiqih mengatakan, disunnahkan membaca doa pada tiap-tiap anggota wudhu berdasarkan perkataan ulama salaf, mereka pun menambahkan dan mengurangi bacaan doa tersebut. Alhasil mereka mengatakan setelah membaca basmalah lalu bisa dilanjut dengan doa-doa yang banyak diketahui dari ulama salaf.

Artikel sebelumnya Hadir nya perusahaan yang Berkelanjutan

Tinggalkan komentar

Komentar harus disetujui sebelum muncul

* Bidang wajib diisi

Bandingkan produk

{"one"=>"Pilih 2 atau 3 item untuk dibandingkan", "other"=>"{{ count }} dari 3 item dipilih"}

Pilih item pertama untuk dibandingkan

Pilih item kedua untuk dibandingkan

Pilih item ketiga untuk dibandingkan

Membandingkan