Zum Inhalt springen
Kekuatan Tersembunyi Indonesia - Karbon Biru - OSCARLIVING

Kekuatan Tersembunyi Indonesia - Karbon Biru

Ekosistem Karbon biru adalah ekosistem dimana di dalamnya terdapat mekanisme penangkapan dan penyimpanan karbon atau berupa karbon yang ditangkap dan disimpan oleh ekosistem laut dan ekosistem pesisir. karbon tersebut ditangkap dan disimpan oleh organisme hidup di dalam lautan dan disisihkan dalam bentuk biomass dan sedimentasi dari ekosistem mangrove (bakau), ekosistem pasang surut perairan air asin di pesisir pantai, ekosistem padang lamun dan potensial organisme alga.

Karbon biru mewakili keberadaan karbon yang terkandung di dalam ekosistem laut dan ekosistem perairan, berbeda dengan keberadaan karbon di dalam ekosistem yang biasa kita kenal seperti misalnya ekosistem hutan. Maka, meskipun habitat tumbuhan atau vegetasi ekosistem laut menutupi hanya sekitar 0,5 % permukaan dasar laut, penyimpanan karbon ini meliputi lebih dari 50 % dan bahkan bisa mencapai sampai dengan 70 % keseluruhan simpanan carbon yang ditemukan berada di dalam endapan permukaan dasar lautan

Sebenarnya istilah karbon biru sendiri adalah mengacu kepada tiga tipe habitat vegetasi di perairan pantai,yaitu : mangrove, atau daerah pasang surut perairan asin dan padang lamun, serta peran keseluruhan tipe ekosistem tersebut di dalam putaran karbon dunia.

Dalam sudut pandang Karbon biru , ketiga tipe ekosistem ini memiliki ciri-ciri utama berupa tingginya tingkat kandungan karbon yang terkubur di dalamnya dan memiliki kelebihan sehingga mencapai sampai dengan 40 kali lipat kandungan karbon yang dimiliki oleh sistem penyimpanan pada jenis ekosistem daratan

Mangrove merupakan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun evergreen umumnya tumbuh mulai dari ketinggian sejajar tinggi permukaan air laut sehingga sampai dengan ketinggian daratan sejauh permukaan pasang laut tertinggi atau Setidaknya hampir sejumlah 40 jenis spesies pohon mangrove sejati ditemukan pada kawasan segitiga coral (Tomlisson, 1987). Spesies tersebut ditemukan di tiga zona utama, yaitu zona tepi laut, zona pertengahan atau mesozone dan zona tepi daratan. Daerah perbatasan atau peralihan mangrove menuju daratan yang lebih tinggi merupakan tempat muasal bagi jenis pohon dan habitus semak yang disebut sebagai jenis tumbuhan asosiasi mangrove, seperti misalnya yang ditemukan pada hutan rawa daratan rendah.

Indonesia memiliki sejarah kepemilikan luasan kawasan hutan mangrove terluas sampai dengan saat ini.Secara keseluruhan, kawasan Asia Tenggara memiliki luasan tutupan hutan mangrove seluas sekira 4,5 juta km2, dan merupakan bagian sebanyak 39% dari luasan keanekaragaman hayati mangrove seluruh dunia (FAO, 2015). Dari luasan tersebut, Indonesia memiliki tutupan luasan hutan mangrove terbesar seluas 2,24 juta ha, diikuti oleh luasan hutan mangrove yang dimiliki Malaysia seluas 521 ribu ha dan kemudian Phillipina seluas kira kira 356 ribu ha. Sedangkan Timor Leste dan Singapura memiliki luasan hutan mangrove yang tutupannya paling rendah sekira hanya 3 ribuan ha saja.

Ekosistem padang lamun, hutan mangrove dan daerah pasang surut perairan asin dapat memerangkap dari atmosphere dengan cara menyimpan unsur karbon pada lapisan endapan sedimennya, juga di bawah permukaan tanah dan pada bagian biomassa di bawah permukaan serta serasah. 

Pada biomass tumbuhan hidup seperti misalnya dedaunan, batang batang, percabangan dan perakarannya, blue carbon dapat disimpan selama bertahun tahun bahkan hingga jutaan tahun dalam bentuk endapan sedimentasi bawah tanah. Sehingga, meski ekosistem perairan tersebut memiliki tutupan hutan dengan luasan yang lebih sedikit serta memiliki jumlah/volume biomassa diatas permukaan tanah yang kurang luas dibandingkan dengan volume biomass tumbuhan di daratan, mereka itu sesungguhnya memiliki potensi kandungan jangka panjang simpanan karbon, terutama adalah dalam bentuk endapan sedimentasi.

 Kita semua harus segera menyadari betapa penting nya menjaga keberlangsungan bumi  bagi generasi selanjutnya.

#karbonbiru #coastal #indonesia #Indonesiaemas #oscarliving #sustainability #keberlanjutan #negarakepulauan #archipelago #kekuatanindonesia #indonesiahebat #belanjafurniturejadimudah #jagaekosistem

 

 

Vorheriger Artikel Efek Pulau Panas Perkotaan di Singapura: Konsekuensi Tersembunyi dari Pembangunan yang Pesat
Nächster Artikel Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif nasional - OSCAR LIVING

Hinterlasse einen Kommentar

Kommentare müssen vor ihrer Veröffentlichung genehmigt werden

* Benötigte Felder

Produkte vergleichen

{"one"=>"Wählen Sie 2 oder 3 Artikel zum Vergleich aus", "other"=>"{{ count }} von 3 Artikeln ausgewählt"}

Wählen Sie das erste zu vergleichende Element aus

Wählen Sie das zweite Element zum Vergleichen aus

Wählen Sie das dritte Element zum Vergleichen aus

Vergleichen