Skip to content
Menjelang Lebaran, Penjualan Pakaian di Pasar Beringharjo Lesu, Omzet Turun hingga 50 Persen - OSCARLIVING

Menjelang Lebaran, Penjualan Pakaian di Pasar Beringharjo Lesu, Omzet Turun hingga 50 Persen

Menjelang Lebaran 2025, penjualan pakaian di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pantauan Kompas.com pada H-5 Lebaran menunjukkan kondisi pasar terlihat seperti hari-hari biasa, baik dari segi lalu lintas menuju lokasi maupun keramaian di dalam pasar. Pasar yang biasanya padat dan ramai menjelang Lebaran kini tampak lengang. Agung Riadi, salah satu penjual pakaian di Pasar Beringharjo, mengungkapkan bahwa kondisi pasar menjelang Lebaran tahun ini lebih sepi dibandingkan pasca pandemi Covid-19. "Setelah Covid itu, 2022, 2023, 2024 bagus. Tapi tahun ini H-15 saja masih sepi hingga sekarang, bisanya H-15 itu sudah ramai," ucapnya saat ditemui di kiosnya, Rabu (26/3/2025).

Menjelang Lebaran 2025, penjualan pakaian di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pantauan Kompas.com pada H-5 Lebaran menunjukkan kondisi pasar terlihat seperti hari-hari biasa, baik dari segi lalu lintas menuju lokasi maupun keramaian di dalam pasar. Pasar yang biasanya padat dan ramai menjelang Lebaran kini tampak lengang. Agung Riadi, salah satu penjual pakaian di Pasar Beringharjo, mengungkapkan bahwa kondisi pasar menjelang Lebaran tahun ini lebih sepi dibandingkan pasca pandemi Covid-19. "Setelah Covid itu, 2022, 2023, 2024 bagus. Tapi tahun ini H-15 saja masih sepi hingga sekarang, bisanya H-15 itu sudah ramai," ucapnya saat ditemui di kiosnya, Rabu (26/3/2025).

"Biasanya lima belas hari sebelum lebaran itu biasanya seperti Sabtu Minggu. Saya indikasikan ini ada penurunan signifikan," katanya. Sepinya pengunjung berdampak langsung pada omzet penjualannya. Ia memperkirakan terjadi penurunan hingga 50 persen dibanding tahun lalu. Jika pada Lebaran sebelumnya ia bisa meraup omzet Rp 2 juta per hari, kali ini hanya mencapai Rp 1 juta. "50 persen semua di sektor baik itu konveksi atau yang lain. Kalau Lebaran sebelumnya bisa Rp 2 juta kalau saya, kalau pedagang saya bisa lebih," ucapnya.

Menurut Agung, penurunan omzet kali ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya persaingan dengan toko daring serta ketidakpastian ekonomi akibat masa transisi pemerintahan. "Ekonomi ke depan kan belum jelas, kemungkinan mereka memilih menyimpan dulu daripada membelanjakan seperti tahun lalu," kata dia. Penjual lain, Nining, juga merasakan hal yang sama. Ia mengatakan bahwa penurunan omzet menjelang Lebaran tahun ini bisa mencapai lebih dari 50 persen.

"Biasanya saat menjelang Lebaran itu berdesakan, sekarang bisa buat lari-lari," kata dia. Nining menambahkan, biasanya sejak awal Ramadan pasar sudah ramai, namun kali ini masih terlihat sepi seperti hari biasa. "Dulu sampai puasa saja sampai enggak kuat," kata dia.

Source : Kompas #mudikaman #mudiklancar #lebaransebentarlagi #HIJRIAH1446 #Indonesiaemas #lebaran2025 #Korlantaspolri #ganjigenap #oscarliving #belanjafurniturejadimudah #OLIV #PToscarmitrasuksessejahteratbk #Indonesia #Ramadhan #ramadhanKareem #ekonomiindonesia #resesi2025 #menujuindonesiaemas #defisitanggaran #krisismoneter #dayabelilesu #PHK2025 #APBNdefisit



Previous article Dark Lebaran 2025: Overwhelming Burden, Millions of Indonesian Citizens Unable to Return Home
Next article Alarm RI Activated! Economic Anomalies Ahead of Eid 2025

Leave a comment

Comments must be approved before appearing

* Required fields

Compare products

{"one"=>"Select 2 or 3 items to compare", "other"=>"{{ count }} of the 3 items selected"}

Select the first item to compare

Select the second item to compare

Select the third item to compare

Compare