Comprar muebles es fácil
Comprar muebles es fácil
Investor bergulat dengan sesi yang bergejolak karena bursa saham AS atau Wall Street sempat mencapai penurunan intraday terdalam sejak pandemi Covid-19, dan kemudian memangkas beberapa kerugian lantaran pembeli yang turun muncul.
Indeks S&P 500 anjlok 3,5%, setelah turun hingga 6,3%, penurunan intraday terbesar sejak Maret 2020. Nasdaq 100 jeblok 4,2%. Dow Jones Industrial Average melemah 2,5% dan Indeks Russell 2000 merosot 4,3%.
Pergerakan hari ini merupakan pembalikan tajam dari sesi sebelumnya, saat saham AS membukukan salah satu kenaikan harian terbesar di era pasca-Perang Dunia II setelah Gedung Putih menunda tarif tertinggi pada mitra dagang AS.
Namun, kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi akibat perang dagang global Presiden Donald Trump muncul kembali, lalu membayangi data yang menunjukkan perlambatan inflasi domestik.
Trump mengatakan tarif AS dapat menyebabkan "masalah transisi," tetapi menyatakan keyakinannya pada rencananya. Gedung Putih juga memperjelas bahwa pungutan terhadap China meningkat menjadi 145%.
"Pasar agak putus asa untuk menemukan semacam keseimbangan sementara, dan mencoba memperhitungkan segala yang sudah terjadi selama beberapa hari terakhir," kata Irene Tunkel, kepala strategi ekuitas AS di BCA Research Inc.
Hampir 450 perusahaan di Indeks S&P 500 ditutup lebih rendah. Indeks ini bangkit kembali dari kondisi oversold, tetapi masih di bawah rata-rata pergerakan utamanya.
Sektor bahan pokok konsumen menjadi satu-satunya yang memperoleh untung di indeks saham acuan karena para investor mencari tempat yang aman di pasar.
"Ini adalah perlindungan Anda terhadap penurunan karena sangat sulit untuk mengurangi beberapa kebutuhan, sehingga aliran pendapatan mereka sangat stabil saat pasang surut," kata Tunkel tentang sektor, yang mencakup peritel diskon dan pembuat makanan ringan.
Morgan Stanley memperingatkan bahwa arus keluar asing adalah "risiko ekor kiri yang besar" untuk ekuitas AS. "Menjual sekeranjang saham yang dimiliki asing merupakan lindung nilai yang efektif untuk menghadapi risiko ini," tulis Chris Metli, kepala strategi kuantitatif dan derivatif bank tersebut dalam catatan pada klien, Kamis (10/4/2025) waktu setempat.
Sementara itu, para pedagang ritel melanjutkan aksi beli mereka hari ini, setelah membelanjakan US$11 miliar dalam bentuk ekuitas tunai pada pekan yang berakhir Rabu. Hingga pukul 14.30 siang waktu setempat, mereka telah membeli US$3,4 miliar saham AS, di atas rata-rata satu bulan untuk waktu tersebut.
Mereka memborong beberapa saham yang sudah lama menjadi favorit: Tesla Inc, Nvidia Corp, dan Palantir Technologies Inc, menurut data dari Emma Wu, ahli strategi kuantitatif dan derivatif global di JPMorgan Chase & Co.
Volatilitas opsi mereda karena S&P 500 pulih dari level terendah hari itu. Indeks VIX naik 7,5 poin menjadi 41, setelah memangkas kenaikan usai mencapai 55 pada awal perdagangan. Angka ini masih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahun lalu sebesar 17,4.
Data pemerintah AS menunjukkan bahwa harga konsumen inti (CPI) naik 0,1% pada Maret dari bulan sebelumnya—di bawah perkiraan sebesar 0,3%. CPI keseluruhan turun 0,1% dari bulan sebelumnya, penurunan pertama dalam hampir lima tahun terakhir.
"Angka inflasi ini tampaknya tidak banyak memberi kelegaan pada pasar. Mungkin angka ini tidak cukup lemah untuk membuat orang berpikir bahwa Federal Reserve akan bersikap agresif," kata Matt Maley, kepala strategi pasar di Miller Tabak + Co.
Jika sejarah bisa menjadi petunjuk, dalam 16 kali indeks acuan saham AS turun 15% atau lebih dalam satu tahun, seperti yang terjadi sebelum reli, S&P 500 hanya tiga kali pulih dan mengakhiri periode 12 bulan dengan positif, menurut data yang dikumpulkan Ryan Detrick dari Carson Group.
Di antara para penggerak saham, harga saham US Steel turun setelah Trump mengatakan tidak ingin perusahaan Jepang membeli produsen baja tersebut. Constellation Brands Inc turun setelah mengeluarkan petunjuk yang suram untuk tahun ini karena tarif baru AS dan permintaan yang lemah.
Harga saham produsen mobil merosot, di mana saham Stellantis NV yang terdaftar di AS turun 11,96%. Saham-saham semikonduktor juga aksi jual, di mana Nvidia Corp drop 5,91% dan Intel Corp turun 7,66%. Saham-saham bank besar AS seperti JPMorgan Chase & Co, Goldman Sachs Group Inc, dan Bank of America Corp turun 5% atau lebih.
Source : Bloomberg
#Indonesiaemas #lebaran2025 #oscarliving #belanjafurniturejadimudah #OLIV #PToscarmitrasuksessejahteratbk #Indonesia #ekonomiindonesia #sustainability #ekonomiindonesia #dayabelilemah #2025 #Karbon #IDXCarbon #IDX #OJK #bursakarbonindonesia #energiterbarukan #ekonomihijau #perdagangankarbon #jejakkarbon #jejakkarbonpariwisata #pariwisataberkelanjutan #pariwisataindonesia #ekonomiberkelanjutan #wallstreet #perangdagang #tradewar
{"one"=>"Seleccione 2 o 3 artículos para comparar", "other"=>"{{ count }} de 3 artículos seleccionados"}
Seleccione el primer artículo para comparar
Seleccione el segundo artículo para comparar
Seleccione el tercer elemento para comparar
Dejar un comentario