L'achat de meubles simplifié
L'achat de meubles simplifié
Badak jawa sebelumnya menempati daerah penyebaran yang cukup luas di Asia Tenggara meliputi Teluk Benggala (India) hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Populasi di Vietnam dinyatakan punah tahun 2010. Populasi badak jawa saat ini telah terbatas, terkonsentrasi pada Taman Nasional Ujung Kulon sejak 1930-an. Ukuran populasi stabil sejak tidak ada data perburuan yang terekam selama 3 dekade. Saat ini terdapat 77 individu (Press Release Balai TNUK tahun 2022) yang tersebar di bagian selatan kawasan Semenanjung Ujung Kulon, yaitu daerah-daerah aliran sungai Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan dan Cibunar. Daerah sebaran tersebut merupakan daerah dataran rendah, memilki sumber air dan memiliki kecukupan pakan sepanjang tahun, serta relatif minim terhadap gangguan manusia. Akan tetapi habitat badak di TNUK diprediksi mendekati batas daya dukung dan populasi badak akan sulit berkembang tanpa upaya pengelolaan yang intensif.
HABITAT
Badak jawa menempati habitat yang memiliki kriteria tertentu dari beberapa aspek seperti ketinggian, kelerengan, suhu dan kelembaban udara, ketersediaan air, potensi kubangan, kemasaman tanah, ketersediaan garam mineral, ketersediaan tumbuhan pakan, dan tingkat gangguan manusia. Badak jawa menyukai habitat hutan hujan dataran rendah dan rawa-rawa. Walaupun demikian, ada juga badak jawa yang ditemukan pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut, yaitu di daerah Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon. Badak jawa menyukai kondisi habitat dengan hutan yang rimbun, daerah semak dan perdu yang rapat, kurang menyukai tempat-tempat yang terbuka, terutama pada siang hari.
Badak jawa lebih berdaptasi di lingkungan dataran rendah daripada daerah pegunungan, khususnya apabila mereka hidup simpratrik dengan badak sumatera. Namun, bila mereka tidak ditemukan bersamaan, maka badak jawa kadang juga dijumpai didaerah pegunungan.
Dengan menggunakan kamera jebak, pihak Taman Nasional pun mengungkap angka populasi Badak Jawa yang meningkat setiap tahunnya. Berikut rinciannya:
2020
Dengan menggunakan 79 unit kamera jebak, TNUK merekam dan mengidentifikasi 34 individu Badak Jawa. Jika ditotalkan dengan data 2019, angkanya mencapai 72 individu, ditambah dengan kelahiran 2 individu sehingga jumlahnya menjadi 74 Badak Jawa.
2021
Dengan 92 unit kamera, TNUK merekam dan mengidentifikasi 61 individu. Kumulatif dari 2020 (74 individu), ditambah kelahiran lima individu dan kematian tiga individu badak, totalnya menjadi 76 Badak Jawa.
Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi Badak Jawa.
"Dalam perhitungan Badak Jawa, saat ini adalah jumlah terbanyak sepanjang sejarah Ujung Kulon," menurut keterangan resmi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dalam hak jawabnya.
"Data statistik membuktikan jumlah badak semakin meningkat meskipun dalam perhitungan menggunakan metode yang berbeda beda sesuai dengan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin akurat."
Berdasarkan keterangan Taman Nasional Ujung Kulon, penghitungan jumlah Badak Jawa dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis spasial
Menggunakan 132 unit kamera, terekam dan teridentifikasi 41 individu Badak Jawa. Kumulatif dengan angka pada 2021 (76 individu) ditambah kelahiran empat individu, jumlah total Badak Jawa menjadi 80 ekor.
2023
TNUK mengungkap tahun ini ditemukan kelahiran satu ekor anakan Badak Jawa. Dijumlahkan dengan angka 2022 (80 individu), totalnya menjadi 81 individu Badak Jawa. Kajian NGO Terpisah, kajian Yayasan Auriga Nusantara terhadap populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon menunjukkan 15 individu hilang dari pemantauan kamera jebak dalam beberapa tahun terakhir.
Berbagai upaya telah dilakukan TN Ujung Kulon untuk membasmi tumbuhan Langkap ini, tapi masih belum menemukan solusi lantaran pertumbuhan Langkap sangat cepat.
KSDAE juga menyoroti ancaman perburuan Badak Jawa dan gangguan manusia. Polda Banten tengah memburu terduga pelaku perburuan, seiring dengan itu, Balai TN Ujung Kulon juga sudah membentuk tim gabungan untuk melakukan patroli dan penjagaan.Tim ini dibentuk tidak hanya untuk mencegah perburuan, tapi juga bertugas mencegah aktivitas manusia di wilayah konservasi yang berpotensi mengganggu habitat Badak Jawa.
keberadaan tumbuhan pakan Badak Jawa juga menjadi kendala. Keberadaan tumbuhan Langkap mengganggu pertumbuhan tumbuhan pakan badak.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku konservasi dalam menjaga habitat dan populasi Badak Jawa.
Perilaku Badak Jawa yang belum teridentifikasi detail membuat habituasi dan pengelolaan konservasinya cukup sulit. Satwa ini memiliki sifat pemalu dan sensitif. Sedikit gangguan saja dapat membuat badak ini tersinggung.
belasan Badak Jawa yang tak terdeteksi yakni betina sebanyak tujuh ekor, sementara delapan lainnya jantan. Tak terdeteksinya individu betina sangat dikhawatirkan karena berhubungan dengan upaya konservasi penambahan populasi Badak Jawa di TNUK.
Menurut dia, 15 Badak Jawa yang tidak terdeteksi ini tidak dipublikasikan oleh otoritas terkait karena dianggap masih hidup. Anggapan tersebut berdasar karena tidak ditemukannya tanda-tanda kematian atau tulang belulang.
#OSCARLIVING #OLIV #BELANJAFURNITUREJADIMUDAH #FURNITUREJAKARTA #INDONESIABAIK #CARIFURNITURE #FURNITUREKANTOR #PUSATFURNITUREKANTOR #KURSIKANTOR #PTOSCARMITRASUKSESSEJAHTERATBK #jalanjalanbersamaoliv #kelilingdunia #travelling #Traveltheworld #jalanjalan #sustainability #berkelanjutan #tamannasionalujungkulon #TNUK #Banten #ujungkulon #badakjawa #badakberculasatu #warisanpulaujawa #terancampunah
{"one"=>"Sélectionnez 2 ou 3 articles à comparer", "other"=>"{{ count }} éléments sélectionnés sur 3"}
Sélectionnez le premier élément à comparer
Sélectionnez le deuxième élément à comparer
Sélectionnez le troisième élément à comparer
Laisser un commentaire