Lewati ke konten
KARBON BIRU INDONESIA - OSCARLIVING

KARBON BIRU INDONESIA

350 ahli dari seluruh dunia berkumpul di Manado, Sulawesi Utara, untuk berpartisipasi dalam International Blue Carbon Symposium (IBCS). Para ahli memperkirakan bahwa dalam 20 tahun ke depan, sebagian besar ekosistem biru yang menyerap karbon akan hilang dan kemampuan tahunannya dalam menyerap karbon juga akan menurun. Agar ekosistem ini bisa mempertahankan kemampuan penyerapan karbonnya saat ini, harus ada pengurangan emisi karbon sebesar 4-8 persen pada tahun 2030, atau 10 persen pada tahun 2050.

Ironisnya, habitat pesisir ini mengalami degradasi dengan laju sekitar lima hingga 10 kali lebih besar dibandingkan dengan kerusakan yang terjadi pada tahun lalu
kerusakan yang terdapat pada hutan tropis. Perubahan iklim merupakan isu global yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil, emisi karbon dari pembukaan lahan, kebakaran hutan serta kegiatan pertanian termasuk peternakan.

Hal ini juga disebabkan oleh berkurangnya kemampuan ekosistem alami dalam menyerap dan menyimpan karbon melalui fotosintesis,dikenal sebagai karbon hijau. Ada juga karbon biru, yang diserap oleh ekosistem laut dan pesisir dan mencakup lebih dari 55 persen ekosistem laut karbon hijau global. Penyerap karbon biru mencakup hutan bakau, rawa-rawa, dan lamun, dan peranannya sama dengan hutan tropis hutan hujan, sebagai pusat keanekaragaman hayati atau pusat keanekaragaman hayati, dan sebagai penyedia penyerap karbon berkapasitas tinggi. Hanya sebuah sebagian dari penyerap karbon disimpan secara permanen di lingkungan laut ini, sedangkan sebagian besar sisanya akan mengikuti pola daur ulang dan dilepaskan ke atmosfer selama beberapa dekade.

Saat ini, ekosistem pesisir menyimpan karbon pada tingkat yang setara dengan peningkatan sekitar 25 persen per tahun karbon di atmosfer. Pemulihan ekosistem karbon biru ini akan membawa dampak terhadap jasa ekosistemnya, seperti
peningkatan kadar oksigen terlarut di perairan pesisir, pemulihan stok ikan dan peningkatan perlindungan pesisirdaerah yang aman dari cuaca ekstrem dan badai. Indonesia merupakan rumah bagi kawasan segitiga karang, yang menyumbang 52 persen dari total wilayah tersebut

terumbu karang dunia, hutan bakaunya mencakup sekitar 3,15 juta hektar, atau 23 persen luas hutan bakau dunia. sistem dan mampu menyerap 122,2 juta ton karbon per tahun. Indonesia juga merupakan tempat berpenduduk 3,30 juta hektar lamun terbesar di dunia yang mampu menyerap 16,11 juta ton karbon per tahun.

Degradasi habitat pesisir ini seringkali luput dari perhatian dan juga terabaikan karena letaknya yang berada di bawah air memulihkan ekosistem penyerap karbon biru, ada beberapa langkah yang harus diambil. Pertama, kebijakan iklim berbasis pasar karbon biru

Mekanisme ini harus diperkenalkan. Mekanisme ini akan mengedepankan dana karbon. Melalui Karbon Nusantara Skemanya, upaya registrasi karbon, verifikasi dan sertifikasi penyerap karbon Indonesia mungkin siap memasukinya pasar karbon untuk pendanaan kompensasi. Misalnya, nilai satu ton karbon di pasar karbon bervariasi US$5 dan $15. Potensi karbon biru Indonesia sekitar 139 juta ton per tahun dan harga rata-rata sebesar $10 per ton, Indonesia dapat mengumpulkan $1,39 miliar per tahun dari perdagangan karbon biru saja.

Kedua, menerapkan sistem pengelolaan yang efektif untuk melindungi setidaknya 80 persen padang lamun dan rawa payau yang ada dan hutan bakau.

Ketiga, memperkenalkan program pengembangan kapasitas dan pelatihan mengenai ekosistem karbon biru untuk mengurangi kerusakandan untuk mendukung pemulihan kemampuan penyerapan karbon biru.

Keempat, memastikan ketahanan pangan dan penghidupan berdasarkan pendekatan ekosistem terpadu untuk mempersiapkan masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut.

wilayah pesisir siap beradaptasi akibat perubahan sistem alam. Langkah-langkah tersebut di atas patut ditanggapi dengan serius mengingat dampaknya sudah mulai terjadi pada lingkungan laut akibat perubahan iklim, yaitu kenaikan muka air laut, pengasaman laut, peningkatan frekuensi, intensitas cuaca ekstrim dan penurunan
sumber daya perikanan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi karbon biru yang mampu menyerap 139,77 juta ton karbon per tahun. Jumlah ini mungkin akan terus bertambah melalui penanaman mangrove di wilayah pantai yang tandus. Masyarakat pesisir Indonesia harus mendapatkan manfaat maksimal dari upaya ini

#OSCARLIVING #OLIV #BELANJAFURNITUREJADIMUDAH #FURNITUREJAKARTA #INDONESIABAIK #CARIFURNITURE #FURNITUREKANTOR #PUSATFURNITUREKANTOR #KURSIKANTOR #manado #sustainability #berkelanjutan #bluecarbon #karbonbiru #ekosistempesisir

Photo : Tempo , Hendro Hioe

Artikel sebelumnya WUDHU dengan BENAR

Tinggalkan komentar

Komentar harus disetujui sebelum muncul

* Bidang wajib diisi

Bandingkan produk

{"one"=>"Pilih 2 atau 3 item untuk dibandingkan", "other"=>"{{ count }} dari 3 item dipilih"}

Pilih item pertama untuk dibandingkan

Pilih item kedua untuk dibandingkan

Pilih item ketiga untuk dibandingkan

Membandingkan